Rabu, 29 Agustus 2012

proposal ptk


PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS
       I.            JUDUL
PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM “ TAMU DAN TUAN RUMAH “ DENGAN  BELAJAR DENGAN TEMAN SEBAYA UNTUK MENINGKATKAN SEMANGAT DAN KREATIFITAS SISWA DALAM BELAJAR BAHASA INDONESIA DIKELAS V SD N JAKENAN-PATI TAHUN PELAJARAN 2010/2011
    II.            BIDANG KAJIAN
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan bermain “Tamu dan Tuan Rumah”
 III.            LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagian besar siswa mengeluh bahwa pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang sangat membosankan, karena banyak sekali aspek yang dipelajari yaitu berbicara, mendengarkan, menulis, membaca. Yang diharuskan siswa terampil dalam setiap aspek tersebut.
 Dalam aspek berbicara, siswa diharapkan terampil mengembangkan kata-kata. Memilih kata-kata yang sopan dan baku. Misalnya dalam berwawancara, siswa harus terampil berkomunikasi kepada narasumber. Membuka dan menutup wawancara pewawancara yang terampil. Selain berwawancara, materi berbicara masih banyak lagi seperti ; pidato, bercerita, berdialog.
Dalam aspek mendengarkan, siswa diharapkan terampil memanfaatkan indera pendengarnya dengan maksimal. Selanjutnya mengaplikasikan hasil yang didengar kedalam sebuah tulisan atau Tanya jawab dengan guru. Di aspek ini siswa harus bisa berkonsentrasi, agar daya serap mendengarnya focus.
Menulis adalah aspek yang dirasa paling sulit dan menjenuhkan. Apalagi terhadap siswa yang kurang kreatif. Karena jika siswa tidak punya gagasan dan terampil mengembangkannya, maka menyusun satu paragraph saja akan membutuhkan waktu yang cukup lama.
Aspek yang terakhir adalah membaca, kelas V pasti sudah bisa membaca akan tetapi, belum tentu bisa membaca dengan benar. Mereka cenderung tidak memperhatikan intonasi dan tanda baca. Dalam hal ini contohnya membaca puisi, sulit sekali mengajarkan bagaimana cara membaca puisi kepada siswa yang tidak punya keahlian.
Metode yang umumnya digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar pada konsep tersebut adalah ceramah atau pembelajaran klasikal. Metode seperti itu sangatlah tidak efektif jika digunakan untuk menyampaikan informasi dan memancing siswa supaya kreatif dalam mengembangkan ide-idenya. Dengan mengutarakan masalahnya sekali saja, masalah tersebut dapat sampai kepada banyak pendengar. Tetapi walau demikian guru harus mempertimbangkan seberapa banyak siswa paham dengan apa yang mereka dengar.
Permasalahan yang datang ketika guru menjelaskan untuk mengembangkan karangan dan mencari unsur intrinsik pada sebuah cerita. Apabila guru mengunakan metode ceramah dan hanya menggunakan papan tulis sebagai media pembelajaran maka siswa akan kesulitan menyerap materi. Siswa tidak benar-benar memahami konsep yang ditanamkan oleh guru, karena mereka tidak mengalami secara nyata. Pada akhirnya siswa bosan dan tidak mau mengerjakan tugas dari guru. Maka target yang ingin dicapai oleh guru tidak berhasil.
Salah satu aspek Bahasa Indonesia tersebut terdapat dalam pengembangan silabus mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester ganjil yang meliputi :
1.      Standar kompetensi :
2.      Kompetensi dasar
3.      Indikator
Untuk membantu siswa memahami unsur-unsur intrinsik pada drama, dibutuhkan model pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan yaitu PAKEM. Jika hanya berceramah dan dibacakan cerita saja siswa-siswa akan jenuh dan kesulitan untuk menentukan unsur-unsur intrinsik pada drama. Untuk menyikapi hal tersebut maka dapat digunakan metode belajar sambil bermain dengan “ Tamu dan Tuan Rumah “. Siswa akan asik bermain perannya menjadi tamu atau tuan rumah dalam mempelajari materi unsur-unsur intrinsik, yang materinya akan dibagi oleh guru dalam beberapai kelompok. Melalui pembelajaran yang menyenangkan ini, diharapkan dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman tentang unsur-unsur intrinsik pada drama.

 IV.            PERUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
Bagaimana upaya untuk meningkatkan pemahaman siswa kelas V semester ganjil SDN Jakenan tahun pelajaran 2010/2011 terhadap pemahaman unsur-unsur intrinsik drama pada mata pelajaran bahasa Indonesia?
Untuk memecahkan masalah tersebut, maka dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi unsur-unsur intrinsik drama sebaiknya menggunakan model pembelajaran PAKEM yaitu dengan “ Tamu dan Tuan Rumah “. Metode ini dipilih karena bisa membangkitkan semangat belajar dan membuat mereka antusias serta belajar menjadi menyenangkan.
Model “ Tamu dan Tuan rumah “ menggunakan metode ceramah bervariasi dan diskusi berkelompok. Media pembelajaran yang digunakan adalah buku cerita atau buku dongeng-dongeng. Langkah-langkah pembelajaran meliputi sebagai berikut :
1.      Setiap siklus terdiri dari tiga pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua merupakan proses pembelajaran sedangkan pertemuan ketiga digunakan untuk evaluasi.
2.      Proses pembelajaran dilakukan dengan cara berkelompok, setiap kelompok terdiri atas 5 orang. Guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran ( RPP ) yang telah dibuat sebelumnya dan disetujui oleh kepala sekolah.
3.      Pada tahap evaluasi, siswa mengerjakan soal tes akhir yang berfungsi untuk mengukur sejauh mana siswa memahami konsep yang diberikan.

    V.            TUJUAN PENELITIAN
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk menumbuhkan kreativitas guru dan siswa dalam menemukan model-model pembelajaran yang menarik dan menyenangkan sesuai dengan prinsip PAKEM, sehingga proses belajar mengajar menjadi menggembirakan.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah melalui penggunaan model pembelajaran “ Tamu dan Tuan Rumah “ dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang unsur-unsur intrinsik pada drama di mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester ganjil tahun pelajaran 2010/2011.
 VI.            MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
a.       Siswa dapat meningkatkan pemahaman terhadap macam-macam unsur intrinsik drama karena mereka mengalami dua kali proses pembelajaran yaitu dari guru dan teman sebaya.
b.      Guru memiliki tambahan variasi model pembelajaran yang menyenangkan karena sambil bermain mereka belajar, serta terampil menemukan model-model pembelajaran dengan bermain lebih banyak lagi.
c.       SDN Jakenan dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan dalam menambah khasanah pengetahuan tentang model pendukung kegiatan belajar.
d.      Peneliti dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pendukung pemikiran tentang penelitian pendidikan untuk mengembangkan metode dan model pembelajaran.
VII.            HIPOTESIS TINDAKAN
Hipotesis tindakan yang diajukan dalam proposal penelitian ini adalah :
“ Melalui penggunaan model pembelajaran PAKEM dengan Tamu dan Tuan Rumah dapat meningkatkan semangat belajar dan pemahaman siswa tentang unsur intrinsik dalam drama pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas V semester ganjil 2010/2011 “
VIII.            KAJIAN PUSTAKA
1.      Landasan Teori
a.       Pengembangan model pembelajaran PAKEM
PAKEM adalah pembelajaran, aktif, kreatif. efektif dan menyenangkan. Winata Putra US, 2010 mengatakan bahwa model pembelajaran merupakan inti atau jantungnya strategi pembelajaran. Jadi pembelajaran yang menarik adalah banyak memberikan variasi dalam cara mengajar serta memberikan banyak realita untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b.      Bermain Tamu dan Tuan Rumah
Tamu dan Tuan Rumah adalah salah satu game education yang sesuai dengan model pembelajaran PAKEM. Permainan ini dilakukan dalam proses belajar mengajar untuk lebih meningkatkan semangat belajar siswa dan mempermudah siswa memahami materi Bahasa Indonesia khususnya unsur intrinsik.
Siswa akan lebih menikmati pembelajaran daripada hanya membaca atau melihat cuplikan drama. Dalam permainan ini siswa akan berperan sebagai tamu dan tuan rumah. Tamu bertugas mencari materi dan soal-soal dari rumah-rumah lain, sedangkan tuan rumah bertugas menjaga rumahnya dan memberi penjelasan materi yang telah dibagikan guru kepada tamu-tamu yang datang.

Cara bermain Tamu dan Tuan Rumah :
J  Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 5 siswa.
J  Siwa memilih perannya sebagai tamu atau tuan rumah, satu menjadi tuan rumah yang 4 menjadi tamu.
J  Guru membagikan naskah drama yang berbeda judulnya pada tiap rumah/kelompok.
J  Guru membagikan 5 point materi unsur intrinsik yaitu ; tokoh dan watak, alur, latar/setting, tema, amanat. Masing-masing rumah satu point.
J  Tiap kelompok menganalisa terlebih dahulu apa yang telah didapat.
J  Setelah itu permainan dimulai, tamu melaksanakan tugasnya dengan bertamu kerumah-rumah lain dan mencari materi. Tuan rumah menjaga rumah dan memberikan materi kepada tamunya, serta member petunjuk kepada tamunya.
J  Jika semua materi sudah didapat, para tamu kembali ke rumahnya sendiri-sendiri.
J  Tamu melaporkan apa yang didapat dari rumah-rumah lain kepada tuan rumah.
J  Setelah itu, setiap rumah mengerjakan dan menganalisa bagian-bagian unsur intinsik dari cerita drama yang telah didapat.
Disaat mereka bermain ternyata siswa lebih kreatif dari yang dibayangkan. Siswa benar-benar mendalami perannya sebagai tamu ataupun tuan rumah. Mereka dengan antusias melakukan tugasnya, seperti memberi salam ketika ingin berkunjung selayaknya bertamu sungguhan. Yang berperan menjadi tuan rumah juga sangat ramah bahkan ada yang berpura-pura menyuguhi minuman. Jadi permainan ini tidak hanya berguna untuk pembelajaran akademik tetapi juga pendidikan etika dan bisa menanamkan pada siswa adab bertamu serta menerima tamu yang santun.
2.      Penelitian yang Relevan
Sepengetahuan peneliti, belum ada penelitian yang relevan dengan permasalahan yang diungkapkan dalam penelitian ini.

 IX.            METODE PENELITIAN
1.      Rencana Penelitian
a.       Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD N JAKENAN, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah dengan jumlah siswa 25 anak.
b.      Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD N JAKENAN, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Propinsi Jawa Tengah.
c.       Waktu penelitian
Waktu penelitian diperkirakan selama 3 bulan yaitu bulan Oktober – Desember.
d.      Lama tindakan
Waktu untuk melaksanakan tindakan pada bulan Oktober dan Nopember mulai dari siklus I, siklus II, dan siklus III.    
2.      Prosedur Penelitian
Penelitian menerapkan metode penelitian tindakan kelas model Ku t Lewin. Konsep pokok penelitian tindakan kelas Kurt Lewin meliputi empat komponen, yaitu perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Keempat komponen ini menjadi satu siklus. Dalam penelitian ini dilakukan tiga kali siklus. Setiap siklus meliputi :
a.       Tahapan perencanaan atau planning meliputi pembuatan perangkat belajar dan memilih model pembelajaran, persiapan sarana dan prasarana penelitian serta menentukan indikator kinerja.
b.      Tahapan pelaksanaan tindakan atau acting meliputi segala tindakan yang tertuang dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan materi unsur intrinsik drama.
c.       Tahapan pengamatan atau observing meliputi pembuatan instrument penelitian, pengumpulan data berupa nilai evaluasi siswa setelah mendapatkan tindakan, menganalisa data dan menyusun langkah-langkah perbaikan.
d.      Tahapan refleksi dilakukan melalui diskusi teman sejawat dan masukan para ahli dibidang penelitian tindakan kelas.    
    X.            JADWAL PENELITIAN

NO
Siklus
Bulan
1.
Siklus pertama
2 minggu pertama bulan Oktober 2010
2.
Siklus kedua
2 minggu terakhir bulan Oktober 2010
3.
Siklus ketiga
2 minggu pertama bulan Nopember 2010

 XI.            PERSONALIA PENELITIAN
1.      Nama                                 : Muthia Nurul Hidayah
2.      NIP                                   : 19870608 201001 2 023
3.      Pangkat/golongan             : Pengatur muda/II b
4.      Jenis kelamin                     : Perempuan
5.      Tempat tanggal lahir         : Pati, 8 Juni 1987
6.      Pendidikan terakhir           : DII PGSD
7.      Sekolah tempat bertugas
a.       Nama                           : SD N JAKENAN
b.      Alamat sekolah           : Jl. Jakenan-Jaken KM.1
c.       Kecamatan                  : Jakenan
d.      Kabupaten                   : Pati
e.       Propinsi                       : Jawa Tengah

XII.            DAFTAR PUSTAKA

Asasment


Nama               :  MUTHIA N.H
Kelas               :  4G
NPM               :  09129310

MATA PELAJARAN                        :  ILMU PENGETAHUAN ALAM
KELAS / SEMESTER           :  VI / 2
STANDAR KOMPETENSI  :  7.    Mempraktikkan pola penggunaan dan perpindahan energi
KOMPETENSI DASAR       :  7.1  Melakukan percobaan untuk menyelidiki hubungan gaya  
                                                           dan gerak (model jungkat jungkit, ketapel/model traktor
                                                           sederhana energi pegas)
INDIKATOR                         :
·         Menjelaskan faktor yang mempengaruhi gerak benda.
·         Mendemonstrasikan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak benda.
·         Membuat jungkat-jungkit untuk membuktikan bahwa gaya mempengaruhi gerak benda.

Uraian Materi

Hubungan antara gaya dan gerak benda dapat ditunjukkan dengan beberapa model, yaitu jungkat-jungkit, katapel, dan traktor pegas. Cara kerja ketiga model tersebut berhubungan erat dengan energi.

Faktor yang mempengaruhi gerak benda :
1.      Gaya yang lebih besar bisa mengakibatkan gerak benda semakin cepat.
2.      Gaya yang kecil mengakibatkan gerak benda pelan.

1. Jungkat-jungkit
Jungkat-jungkit mempunyai tiga bagian penting yaitu titik tumpu, kuasa,dan beban. Titik tumpu terletak di bagian tengah. Bagian tengah tersebut berada di antara beban dan kuasa. Beban terletak di ujung papan pengungkit. Beban dapat berupa benda atau orang yang akan diangkat. Adapun kuasa ialah gaya yang diperlukan untuk mengangkat beban. Gaya ini terletak diujung yang berlawanan dengan beban. Cermatilah gambar di atas. Dua orang anak dengan berat berbeda sedang bermain jungkat-jungkit. Anak yang lebih kecil (ringan) tidak mampu mengangkat temannya. Apa yang harus dilakukan agar jungkat-jungkit dapat seimbang? Untuk mengetahui jawabannya, lakukanlah kegiatan pada rubrik.
Membuat Jungkat-jungkit
Alat dan Bahan:
• Penggaris plastik ukuran 30 cm atau 50 cm
• Balok kayu kecil
• Spidol
• Plester
• Uang logam lima ratusan 10 buah
Cara Kerja:
1.      Tentukan letak titik tengah penggaris. Tandai titik tengah penggaris dengan huruf T (titik  tumpu).
2.      Letakkan penggaris dengan titik T tepat di tengah balok. Pada posisi ini penggaris seimbang. Tandai sebelah kanan titik T dengan huruf B (beban).  Tandai sebelah kiri titik T dengan huruf K (kuasa).
3.      Letakkan dua keping uang pada jarak 5 cm di sebelah kanan titik T. Rekatkan keduanya dengan plester sehingga tidak jatuh. Kedua uang itu disebut beban.
4.      Letakkan sekeping uang pada jarak 5 cm di sebelah kiri titik T. Uang itudisebut kuasa. Setelah kuasa diletakkan, apakah beban dapat terangkat?
5.      Geserlah letak kuasa ke kiri sambil memerhatikan kedudukan beban di B.Apakah jarak kuasa ke titik tumpu memengaruhi gerak beban?
6.      Ukurlah jarak uang di bagian K ketika bagian K dan B seimbang.
7.      Ulangi langkah nomor 2–6 dengan jumlah uang yang berbeda

Hubungan antara Gaya dan Energi
Dalam jungkat-jungkit, berat kedua anak yang bermain memengaruhi gerak jungkat-jungkit. Saat seorang anak berada di bawah, anak lainnya berada di atas. Anak yang di atas mengerjakan gaya ke bawah. Besar gaya yang dikerjakan sama dengan berat badan anak tersebut. Akibatnya, anak yang berada di bawah perlahan terangkat. Sesampainya di atas, anak ini juga mengerjakan gaya ke bawah sebesar berat badannya. Pertukaran posisi ini berlangsung terus-menerus. Dalam permainan jungkat-jungkit, seorang anak bergerak karena gaya berat anak lainnya. Dengan kata lain, gaya berat dapat membuat benda berpindah posisi. Saat gaya menyebabkan benda berpindah, dikatakan gaya

Selain energi kinetik dan potensial, masih ada bentuk energi yang lain. Energi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Energi panas, yaitu energi dalam bentuk panas. Energi panas juga disebut energi kalor. Energi panas berasal dari matahari, api, ataupun benda panas lainnya.
2. Energi kimia, yaitu energi yang timbul akibat reaksi kimia. Contohnya, energi kimia di dalam tubuh kita. Energi tersebut berasal dari pembakaran bahan makanan. Kita menggunakannya untuk bergerak. Contoh lainnya adalah energi kimia dalam bahan bakar. Energi tersebut digunakan untuk menjalankan mesin. Contohnya, mobil, motor, dan pesawat terbang.
3. Energi listrik, yaitu energi yang dimiliki arus listrik. Energi listrik merupakan energi yang paling banyak digunakan
4. Energi bunyi, yaitu energi yang dimiliki oleh bunyi. Kita dapat membuktikan bahwa bunyi mempunyai energi. Saat mendengar bunyi sangat keras, telinga kita menjadi sakit. Bunyi pesawat jet yang terbang rendah dapat memecahkan kaca jendela.
5. Energi cahaya, yaitu energi yang dimiliki cahaya. Contohnya, penggunaan laser untuk memotong logam. Laser juga digunakan untuk mengiris bagian tubuh yang akan dioperasi



Asasment

·           Aspek kognitif
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar!
  1. Sebutkan 2 faktor  yang mempengaruhi gerak benda!
  2. Sebutkan 2 model benda yang membuktikan bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak benda!

Rubrik
Menjawab 2 benar poin 3
Menjawab 2 benar 1 poin 2
Menjawab 2 salah semua poin 1
Tidak menjawab poin 0

  • Aspek psikomotorik
Buatlah model jungkat-jungkit untuk membuktikan gaya mempengaruhi gerak benda!

Rubrik
Aspek penilaian
1
2
3
1. ketepatan membuat jungkat-jungkit



2. ketepatan cara menggunakan atau membuktikan



3. kreatifitas dalam membuat




Keterangan :
ü  Gagal membuat jungkat jungkit skore 1
ü  Jungkat jungkit tidak sempurna skore 2
ü  Jungkat jungkit yang dihasilkan baik dan bisa membuktikan skore 3

  • Aspek afektif

No.
Aspek penilaian
1
2
3
1
Keaktifan



2
Kreatifitas



3
Kerapian




Keterangan :
ü  Tidak memperhatikan penjelasan dan gagal membuat jungkat jungkit skore 1
ü  Aktif tetapi kurang kreatif skore 2
ü  Aktif,  antusias mendengarkan penjelasan dan mengerjakan jungkat jungkit dengan sempurna skore 3